Kedudukan Public Relations
Artikel Praktis Miftahurrahmah
(Kelas PBS VII D) Nim: 1142310154
Kedudukan Public Relations
Dalam dunia bisnis, eksistensi suatu organisasi ditentukan
oleh bagaimana organisasi tersebut dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
dan berinteraksi dengan publiknya, baik itu internal maupun eksternal. Public
Relations sangat berperan dalam membangun hubungan tersebut, mengingat Public
Relations merupakan jembatan komunikasi antara organisasi dengan publiknya,
baik itu internal maupun eksternal. Secara umum, Public Relations merupakan
cara bagaimana berkomunikasi dengan publik agar kepentingan publik dapat
terlaksana oleh organisasinya, dan bagaimana cara memberikan
informasi-informasi sepenuhnya tentang perusahaan berkaitan dengan
produk-produknya. lalu pertanyaannya, di mana posisi ideal public relations
(PR) dalam suatu organisasi?
Posisi Public Relations di dalam sebuah organisasi pada masa
sekarang ini,tidak lagi hanya menangani masalah internal organisasi, tetapi
juga bertanggung jawab langsung kepada pimpinan manajemen dalam hal peningkatan
mutu komunikasi dan membangun hubungan yang lebih baik dengan stakeholder baik internal
maupun eksternal dari organisasi yang bersangkutan.Upaya dalam meningkatkan
profesionalisme Public Relations memberikan dampak nyata pada pengembangan
konsep peran praktisi PR.PR yang sudah terbiasa dengan aktivitas rutin dalam
menghadapi berbagai macam situasi akan membentuk pola tertentu yang ahkirnya
membuahkan pengklasifikasian peran PR. Dari beragam aktivitas PR, sesungguhnya
dapat dicermati atau dibedakan ke dalam dua kelompok peran atau fungsi, yaotu teknisi
dan manajerial. Peran teknisi lebih menekankan pada aspek-aspek praktis PR,
sedangkan peran manajerial menunjukan kemampuan dan independensi praktisi PR dalam
mengelola aktivitas manajerial PR. Pengklasifikasian peran PR pertama kali
dilakukan oleh Glen M.Broom dan G.D. Smith pada tahun 1979, kemudian dikembangkan
oleh para peneliti Public Relations.(http://e-journal.uajy.ac.id/1462/2/1KOM02391.pdf)
Menurut Rhenald Kasali (2000: 45) sebenarnya ada tiga model posisi public relations dalam
sebuah perusahaan, yakni: model function staaf, line staff, dan assistant
staff. yang pertama model function
staff adalah Model ini posisi Departemen PR terletak “di leher” pada struktur organisasi
tertinggi atau dibawah Dirut (Direktur Utama), misalnya pada posisi staff
fungsi Dirut, dengan nama Corporate Secretary atau Corporate
Communication yang tugas dan kewajibannya adalah bertanggung jawab langsung
kepada Dirut (top pimpinan) dan koordinasi pelaksanaan operasional lapangan
dengan jajaran departemen di bawahnya (para direktur atau manajer departemen).
Kedua adalah model line staff, Model ini PR sebagai
staff pelaksana Line-operasional dalam bentuk jajaran dibawah Dirut, yaitu
sebagai Departemen, Divisi atau Biro,
yakni bertanggung jawab kepada atasan
yang sekaligus sebagai
Pimpinannya, yaitu Direksi atau
General Manajer dan Manajer PR
yang melaksanakan fungsi serta tanggung-jawab, dan kewenangan sebagai pimpinan
suatu divisi atau departemennya masing-masing dalam menjalankan operasional
kebijakan masing-2 departemennya yang telah digariskan oleh top pimpinan
perusahaan.
Ketiga adalah model assistant staff, Model
ini, posisi PR yang terendah, dan dibawah koordinasi Divisi atau Biro lainnya,
seperti staff pelaksana pembantu teknis
(assistant staff) Kehumasan yang dibawah naungan koordinasi, misalnya
Divisi Pemasaran, HRD, Hukum dan Protokoler/MC. Tugas dan kewajibannya hanya bersifat
teknis-pelaksana, seperti membuat news clipping, news release, dan
hingga melaksanakan kegiatan acara-2 seremonial atau MC/Protokoler. Posisi
jabatannya, sebagai PRO (public relations officer atau staff Humas.
Referensi:
Rhenald
Kasali, Manajemen Public Relations,(Jakarta: 2000)
Komentar
Posting Komentar